Senin, 18 Mei 2015

Karya dari XI TKR 4



NEGERIKU

Bumi pertiwi saat ini sedang menangis
Melihat para manusia berdasi
Yang tak punya malu memakan uang rakyat
Wahai bunga bangsa
Kita Sebagai Generasi Muda
Harus bertahta semangat
Demi Indonesia yang makmur

(Oleh: Ahmad Fajar, Angga Ardiansyah, Khiratul Ken Arifah, Wendy Dwi Saputra)
  ____________________________________


SEPARUH JIWAKU

Engkau hidupku
Engkau ada sebagai pelengkap hidupku
Ketika engkau sedih engkau ada
Ketika aku bahagia engkau pun ada
Engkau selalu ada disetiap langkahku
                Engkau pertaruhkan nyawa
                Demi sebuah jiwa
                Dengar darah yang memerah
                Demi daging yang suci
Surga di telapak kakimu
Jadikanlah ingatanku
Surga di telapak kakimu
Jadikanlah tempat sujudku

(Oleh: Age Ony S, Febriansyah, M.Aldi Tober, M.Fahris)
_________________________________________

DIBALIK TANAH AIRKU

Tanah airku, Indonesia
Sepotong surga di dunia
Tanah airku, negeri yang kaya
Kaya akan sumber daya dan budaya
Apakah itu hanya sebuah rekayasa?
Indonesia, negeri yang subur
Tetapi rakyatnya belum makmur
Indonesia, negeri yang kaya
Tapi rakyatnya masih sengsara
Indonesia, negara persatuan
Tetapi masih banyak perpecahan
Hukum negeriku tegak berdiri
Tetapi itu sebuah ironi
Mari kita bangkit berdiri
Hentikan tangis ibu pertiwi

(Oleh: Bayu Alviadi, Dwi Ratnasari, Fetrik Dwi K, Rahmat Ajinowo)
 ____________________________________________

1 CINTA UNTUK SELAMANYA

Soreberganti malam
Sunyi pun mengelilingi sekeliling rumahku
Resah dan gelisah menghampiriku
Seseorang yang begitu polos meninggalkanku
Caramu menyakiti hatiku sangatlah hampa
Masa lalu semakin menyakiti pikiranku
Andai waktu bisa terulang kembali
Takkan kusia-siakan waktu yang sesingkat itu...

(Oleh: Eka Angga, M.Ismael, Ruly Eka, Yoga Jefri)
 ______________________________________________

OUR MOTHER

Mereka bukan Tuhan yang menentukan takdir
Mereka bukan malaikat yang berhak mencabut nyawa
Mereka hanya manusia hina dan murka
                Ibu menangis... alam-alam pun ikut menangis
                Ibu berdoa... alam-alam pun ikut berdoa bersama Ibu.

(Oleh: Ardi Nurwanda, Lengga Rudita, Riski S, Septiawan Rizki)
 ______________________________________________

MENTARI

Mentari kau menyinari kehidupan bumi
Kau seakan menyapaku dipagi hari
Sebagai pelengkap tata surya di dunia ini
Tanpamu apa guna dunia ini
Akan terasa hampa dan kegelapan tiada habisnya
                Mentariku, terbitlah selalu
                Jangan sembunyikan wajahmu
Disaat kau senang bumi ini terasa panas
Disaat kau sedih bumi ini tertutup awan hitam
Membuat langit menangis
Inilah takdir Tuhan
Setiap pagi terbit terang
Setiap malam terbenam padam

(Oleh: Alfandi Setiawan, Moh.Ade Dana, M.Saiful Ikhsan, Vicky Adrianto)
 ________________________________________

KAMBINGKU

Oh kambingku...
Tubuhmu kuat bagaikan Ade Ray
Tandukmu melengkung bagaikan tikungan tajam
Suaramu merdu sampai-sampai membangunkan tidurku
Oh kambingku...
Bulumu halus seperti lembutnya sutra Arabia
Saat kau lepas sulit sekali ku mengejarmu
Seperti sepeda tetanggaku
Oh kambingku...
Engkau adalah teman gembalaku

(Oleh: Ahmad Musyafa’, Andy Syahputra, Diki Alek, Ghofur Abdul)
 __________________________________

KORUPTOR

Perang dingin
Melindungi hak asasi
Pertikaian panjang
Dengan orang berdasi
Orang berdasi semakin ambisi
Hukum telah ditelan uang
Semua terbutakan oleh uang
Hanya dengan uang
Mereka dapat segalanya
Uanglah yang jadi otaknya
Wahai kau para koruptor
Dimanakah hati nurani kalian
Dulu kau berjanji
Dan dulu kau bersumpah
Buktikan mulut besarmu
                Wahai koruptor
                Kau buat hukum ini kotor
                Koruptor,
Kau jerat rakyatmu
Dengan cela kolor

(Oleh: Debby Eka, Diki K, Puguh Perwira, Samianto)
 ___________________________________________

 *Puisi di atas adalah karya dari XI Teknik Kendaraan Ringan 4 (SMK Brantas Karangkates)

Senin, 20 April 2015

KANDAS

Yang berduri itu tajam
Yang berduri itu luka
Yang berduri itu racun
Yang berduri itu KAU
Yang berduri itu Kandas

(*iseng-iseng buat saat pembelajaran. itung-itung ngisi blog juga)

Cerita dan Tawa

Manusia... Mengapa kau begitu lemah? Ketika terjatuh sangat dalam, Kau seakan lupa akan segala hal Seolah begitu terpuruk dan terpuruk ...