dari sudut ruangan itu tampak beberapa orang dengan wajah terpukul dan seraya menundukkan kepala. setelah mendapat kabar dari salah seorang saudaraku, aku langsung bergegas ke rumah sakit. ketika aku datang bersama saudaraku, semua memang tampak lemah tak berdaya. kulihat beberapa orang yang pernah kukenal berlalu-lalang bersama perawat.
"mau teh?", ucap salah satu saudaraku disana. "Tidak terimakasih.", jawabku. yang kuucapkan ketika itu adalah ucapan motivasi kepadanya. agar kuat menghadapi cobaan ini. yah, kami satu buyut. begitulah kiranya. teman yang juga masih saudara perempuanku. dia sedang berduka. pasalnya, suami yang dicintainya, ayah dari anaknya telah terbaring tak bernyawa dan menutup mata untuk selama-lamanya. kuberanikan diri untuk mendekati kamar yang bertuliskan nomor 224. di dalamnya terdapat jenasah sumianya. terlihat banyak orang duduk di lantai menunggui jenasah, mereka seakan haru dan semua laki-laki. mungkin itu teman kerjanya, gumamku dalam hati. akhirnya salah satu temannya membuka kain yang menutupi seluruh badan si jenasah.
perasaan takut, sedih, kasihan pun hinggap dalam diriku. betapa tidak, beberapa minggu yang lalu, aku bersama dua orang teman perempuanku datang menjenguknya. sempat melontarkan candaan. kami pun larut dalam suasana itu. sekarang aku hanya bisa melihatnya diam tak bicara. yang kudengar dari orang-orang, bahwa pesan terakhirnya adalah jika ia meninggal, ingin dimakamkan di tanah kelahirannya. sejak ambulans tiba dirumah duka, semua menangisi kedatangannya. semua seakan tak percaya seseorang yang mereka kenal telah tiada. orang yang kudengar ibadahnya khusyuk dan suka menyapa itu telah menutup mata untuk selama-lamanya.
memang hampir sebulan dirawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan medis yang intensif. awalnya karena kecelakaan ketika hendak pulang dari kerja. telah melakukan dua kali operasi yaitu operasi perut dan kaki. setelah operasi yang pertama, banyak harapan dia bisa sembuh. setelah operasi kedua yaitu operasi kaki nya yang patah, fisiknya langsung menurun. seringkali harus melakukan cuci darah, yang pada akhirnya berakhir seperti ini. Ini semua memang takdir Tuhan.
* Semoga Amal ibadahnya selama di dunia ini diterima oleh-Nya. Amin.
** Apa yang terjadi dan akan terjadi di dunia ini, hanya Tuhan yang tahu. Kita sebagai manusia wajib berhati-hati jika akan melakukan apapun. Semoga kita mampu melaluinya dengan baik.
* Semoga Amal ibadahnya selama di dunia ini diterima oleh-Nya. Amin.
** Apa yang terjadi dan akan terjadi di dunia ini, hanya Tuhan yang tahu. Kita sebagai manusia wajib berhati-hati jika akan melakukan apapun. Semoga kita mampu melaluinya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar